Dear
Reader myBlog ,J
Kali
ini kita akan membahas tentang salah
satu di jurusan di Fakultas Pertanian yaitu jurusan Agroteknologi.sebelum kita
membahas tentang keungulan dan perkembangan tentang ilmu Agroteknologi,kita
akan membahas dahulu apa itu ilmu Agroteknologi.
Agroteknologi.Agro
berasal dari Agronomi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gejala dalam
hubunganya dengan pertanian atau teori
dan praktek dalam pengelolaan
tanah dan produksi tanaman. Teknologi
adalah ilmu tentang sebuah perkembangan.jadi intinya Agroteknologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang teknologi dalam pengelolaan tanah dan
tanaman untuk mendapatkan yang lebih baik/maju
Oke,sekarang
kita membahas keunggulan salah satu obat yang berhubungan tentang Agroteknologi
. Pestisida namanya. Pestisida saat ini sangat diperlukan oleh tanaman.ini
akibat dari pencemaran lingkungan yang sangat mengkawatirkan saat ini yaitu
polusi udara,tanah dan air yang menyebabkan tanam kurang tahan terhadap
penyakit.maka dari itulah Pestisida saat ini sangat diperlukan.untuk kalian
yang kurang mengerti tentang apa itu pestsida,bagaimana perkembangan
pestisida.dan apa itu Pestisida ideal,mari kita simak ulasan berikut ini.
1. Pengertian Pestisida
Pengertian
Pestisida luas sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan dibidang
pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan, perikanan dan
kesehatan masyarakat. Yang akan dibahas
adalah khusus pestisida untuk mengendalikan organisma pengganggu tanaman
(OPT). Pestisida (Pesticide) secara
harfiah berarti pembunuh hama (pest : hama;
cide : membunuh)
Menurut PP
No. 7 tahun 1973 pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jazad
renik dan virus yang dipergunakan untuk :
·
Mengendalikan atau mencegah hama
atau penyekit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
·
Mengendalikan rerumputan
·
Mengatur atau merangsang pertumbuhan
yang tidak diinginkan
·
Mengendalikan atau mencegah
hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
·
mengendalikan hama-hama air
·
Mengendalikan atau mencegah
binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air
Menurut The
United States Enviromental Pesticide Control Act. Pestisida adalah :Semua zat atau campuran zat
yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan
serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada
manusia dan binatang. atau semua zat
atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau
pengering tanaman
Secara
spesifik produk pestisida dibidang pertanian disebut produk perlindungan tanaman
(crop protection products). Istilah ini
digunakan untuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi “bahan pembunuh”
2. Perkembangan
Pestisida
Upaya perlindungan tanaman dari gangguan OPT sudah berlangsung
sejak manusia membudidayakan tanaman. Penggunaan Kapur dan abu kayu untuk
mengendalikan hama gudang telah dilakukan
sejak 1200 SM. Demikian pula benih-benih tanaman telah
diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman maupun dengan pengasapan untuk
melindungi dari gangguan OPT.
Pada permulaan abad pertama
Penggunaan AS203 telah dianjurkan untuk melindungi tanaman. Pada tahun 1783 nikotin ditemukan sebagai
insektisida, kemudian pada tahun 1840 ekstrak
Pyrethrum ditemukan sebagai insektisida.
Pada tahun 1885 Bordeaux mixture (BB) merupakan campuran senyawa terusi
dengan kapur ditemukan secara kebetulan sebagai fungisida untuk mengendalikan
cendawan pada anggur. HCN pertama kali
digunakan pada tahum 1886 untuk fumigasi pada atanaman jeruk di
California. Tahun 1892 senyawa anorganik
Timbalarsenat dipakai untuk mengendalikan hama pada buah-buahan. Tahun 1927 Rotenon ditemukana sebagai
insektisida. Benzen Hexa Chlorida (BHC) atau Hexa chloro Hexan (HCH) diketahui
sebagai insektisida sejak tahun 1933.
Selanjutnyaq DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane) ditemukan sebagai
insektisida yang ampuh (namun karena persistensinya yang tinggi tidak lagi
digunakan dibidang pertanian.
Penemuan DDT
dan senyawa-senyawa racun golongan
organoklorin (hidrokarbon berklor) lainnya yang ditemukan menjelang perang dunia kedua telah
membantu berbagai peningkatan produksi
pertanian yang kita kenal sebagai salah satu komponen revolusi hijau (green
revolution). Kesuksesan ini di nikmati
sampai awal tahun 1970-an penemuan para ahli kemudian memastikan
beberapa masalah antara lain, senyawa sinetik organoklrin dapat menimbulkan
resistensi. Dan yang lebih gawat lagi adalah bahwa pestisida organoklorin
merupakan racun kronis yang persisten. Derivatnya dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka
waktu beberapa genersi umat manusia. Ini
memaksa kita untuk berpikir beberapa kali untuk memakainya. Walaupun sebagian
dari insektisida hidrokarbonberklor
karena pertimbangan ekonomis masih diizinkan penggunaannya.
Selanjutnya
ditemukan senyawa Organophosphor yang
pertama kali muncul tahun 1945 hasil industri Jerman yang menemukan TEPP,
Parathion kemudian Malathion, sedang Diazinon ditemukan di Swiss, setelah itu
banyak perusahan kimia yang melakukan penelitian dibidang perlindungan tanaman
dan sejak itu ribuan senyawa organik sintetik banyak diproduksi untuk
mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan.
Dikembangkan
pula berbagai pestisida yang dianggap lebih ‘’aman’’ yang sebagian besar
merupakan racun akut (teutama dari golongan organofosfat dan karbamat). Walaupun kurang mencemari lingkungan, karena mudah terurai
oleh faktor-faktor hayati dan alami linkungan, sampa kini pestisida ini telah
menelan korban jiwa manusia dalam jumlah yang tidak sedikit karena sifat
akutnya sebagai racun saraf.
Perkembangan
berikutnya adalah penemuan pestisida yang sangat selektif (tidak mempengaruhi organime bukan sasaran)
seperti hormon anti pertumbuhan dan bahan kimia derivat hasil alam (sintetik)
serta analog-analognya. Sejalan dengan
kemajuan kemajuan ilmu hayat, kimia dan kedokteran, dikonstatir bahwa sebagian
pestisida baru ini merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan kangker pada manusia) dan bahkan hampir semua karsinogenik dapat di
buktikan juga merupakan zat mutagenik
(dapat mengubah unsur keturunan).
3.
Pestisida Ideal
Para ahli perlindungan tanaman tidak
henti-hentinya mencoba mencari pestisida yang
ideal yang aman bagi lingkungan sekitar, manusia dan hewan piaraan serta
organisma non target lainya. Kemajuan
telah banyak diperoleh dari berbagai hasil temuan dari berbagai jenis bahan
aktif pestisida, tetapi yang benar-benar
ideal belum ada.
Syarat
pestisida ideal :
1. Sifat biologi
·
Efikasi biologis optimal (efektif)
·
Takaran aplikasi rendah, tidak
terlalu membebani lingkungan
·
Toksisitas terhadap mamalia rendah
(LD50 dermal dan LD50 oral relatif tinggi) sehingga kurang membahayakan bagi
pengguna, konsumen dan lingkungan
·
Sasaranya spesifik, khusus untuk
pestisida
·
Selektif dan tidak cepat menimbulkan
resistensi dan resurjensi
2. Sifat kimia fisik
- Tidak persisten, harus mudah terurai oleh faktor hayati
- Tidak mudah menembus kulit manusia
3. Formulasi
·
Diformulasikan dalam bentuk yang
mendukung keselamatan pengguna, konsumen dan lingkungan
- Formulasinya cukup stabil
- Mudah diaplikasikan
Pustaka :
1.
Djojosumarto. P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.
Kanisius. Yogyakarta
2.
Tarumingkeng R C. 1992. Insektisida.
Sifat Mekanisme Kerja Dan Dampak Penggunaannya. PT.
Sinar Surya Megah Perkasa.
Jakarta.
3.
Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
4. Sudarmo
S, 2003. Pestisida untuk Tanaman. Kanisius.
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar