Kamis, 12 Juni 2014

Perkembangan Dalam Ilmu Pertanian



Dear Reader myBlog  ,J
Kali ini kita akan membahas tentang  salah satu di jurusan di Fakultas Pertanian yaitu jurusan Agroteknologi.sebelum kita membahas tentang keungulan dan perkembangan tentang ilmu Agroteknologi,kita akan membahas dahulu apa itu ilmu Agroteknologi.
Agroteknologi.Agro berasal dari Agronomi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gejala dalam hubunganya dengan pertanian atau teori  dan praktek  dalam pengelolaan tanah dan produksi tanaman. Teknologi  adalah ilmu tentang sebuah perkembangan.jadi intinya Agroteknologi adalah ilmu yang mempelajari tentang teknologi dalam pengelolaan tanah dan tanaman untuk mendapatkan yang lebih baik/maju
Oke,sekarang kita membahas keunggulan salah satu obat yang berhubungan tentang Agroteknologi . Pestisida namanya. Pestisida saat ini sangat diperlukan oleh tanaman.ini akibat dari pencemaran lingkungan yang sangat mengkawatirkan saat ini yaitu polusi udara,tanah dan air yang menyebabkan tanam kurang tahan terhadap penyakit.maka dari itulah Pestisida saat ini sangat diperlukan.untuk kalian yang kurang mengerti tentang apa itu pestsida,bagaimana perkembangan pestisida.dan apa itu Pestisida ideal,mari kita simak ulasan berikut ini.

1.  Pengertian Pestisida
Pengertian Pestisida luas sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan dibidang pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan, perikanan dan kesehatan masyarakat.   Yang akan dibahas adalah khusus pestisida untuk mengendalikan organisma pengganggu tanaman (OPT).  Pestisida (Pesticide) secara harfiah berarti pembunuh hama (pest : hama;  cide : membunuh)
Menurut PP No. 7 tahun 1973 pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jazad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
·         Mengendalikan atau mencegah hama atau penyekit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
·         Mengendalikan rerumputan
·         Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
·         Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
·         mengendalikan hama-hama air
·         Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air

Menurut The United States Enviromental Pesticide Control Act.  Pestisida adalah :Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.  atau semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Secara spesifik produk pestisida dibidang pertanian disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products).  Istilah ini digunakan untuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi “bahan pembunuh”

2.  Perkembangan Pestisida
            Upaya perlindungan  tanaman dari gangguan OPT sudah berlangsung sejak manusia membudidayakan tanaman. Penggunaan Kapur dan abu kayu untuk mengendalikan hama gudang telah dilakukan  sejak  1200 SM.  Demikian pula benih-benih tanaman telah diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman maupun dengan pengasapan untuk melindungi dari gangguan OPT. 
            Pada permulaan abad pertama Penggunaan AS203 telah dianjurkan untuk melindungi tanaman.  Pada tahun 1783 nikotin ditemukan sebagai insektisida, kemudian pada tahun 1840  ekstrak Pyrethrum ditemukan sebagai insektisida.  Pada tahun 1885 Bordeaux mixture (BB) merupakan campuran senyawa terusi dengan kapur ditemukan secara kebetulan sebagai fungisida untuk mengendalikan cendawan pada anggur.  HCN pertama kali digunakan pada tahum 1886 untuk fumigasi pada atanaman jeruk di California.  Tahun 1892 senyawa anorganik Timbalarsenat dipakai untuk mengendalikan hama pada buah-buahan.  Tahun 1927 Rotenon ditemukana sebagai insektisida. Benzen Hexa Chlorida (BHC) atau Hexa chloro Hexan (HCH) diketahui sebagai insektisida sejak tahun 1933.  Selanjutnyaq DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane) ditemukan sebagai insektisida yang ampuh (namun karena persistensinya yang tinggi tidak lagi digunakan dibidang pertanian.
Penemuan DDT dan senyawa-senyawa  racun golongan organoklorin (hidrokarbon berklor) lainnya yang ditemukan   menjelang perang dunia kedua telah membantu  berbagai peningkatan produksi pertanian yang kita kenal sebagai salah satu komponen revolusi hijau (green revolution).  Kesuksesan ini di  nikmati  sampai awal tahun 1970-an penemuan para ahli kemudian memastikan beberapa masalah antara lain, senyawa sinetik organoklrin dapat menimbulkan resistensi. Dan yang lebih gawat lagi adalah bahwa pestisida organoklorin merupakan racun kronis yang persisten. Derivatnya  dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka waktu beberapa genersi umat manusia.  Ini memaksa kita untuk berpikir beberapa kali untuk memakainya. Walaupun sebagian dari insektisida  hidrokarbonberklor karena pertimbangan ekonomis masih diizinkan penggunaannya.
Selanjutnya ditemukan senyawa Organophosphor  yang pertama kali muncul tahun 1945 hasil industri Jerman yang menemukan TEPP, Parathion kemudian Malathion, sedang Diazinon ditemukan di Swiss, setelah itu banyak perusahan kimia yang melakukan penelitian dibidang perlindungan tanaman dan sejak itu ribuan senyawa organik sintetik banyak diproduksi untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan.
Dikembangkan pula berbagai pestisida yang dianggap lebih ‘’aman’’ yang sebagian besar merupakan racun akut (teutama dari golongan organofosfat dan karbamat).  Walaupun kurang  mencemari lingkungan, karena mudah terurai oleh faktor-faktor hayati dan alami linkungan, sampa kini pestisida ini telah menelan korban jiwa manusia dalam jumlah yang tidak sedikit karena sifat akutnya  sebagai racun saraf.
Perkembangan berikutnya adalah penemuan pestisida yang sangat selektif  (tidak mempengaruhi organime bukan sasaran) seperti hormon anti pertumbuhan dan bahan kimia derivat hasil alam (sintetik) serta analog-analognya.  Sejalan dengan kemajuan kemajuan ilmu hayat, kimia dan kedokteran, dikonstatir bahwa sebagian pestisida baru ini merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogenik  (dapat menimbulkan kangker pada manusia)  dan bahkan hampir semua karsinogenik dapat di buktikan juga merupakan zat mutagenik  (dapat mengubah unsur keturunan).

3.  Pestisida Ideal
            Para ahli perlindungan tanaman tidak henti-hentinya mencoba mencari pestisida yang  ideal yang aman bagi lingkungan sekitar, manusia dan hewan piaraan serta organisma non target lainya.   Kemajuan telah banyak diperoleh dari berbagai hasil temuan dari berbagai jenis bahan aktif pestisida, tetapi  yang benar-benar ideal belum ada. 
Syarat pestisida ideal :
1.  Sifat biologi
·         Efikasi biologis optimal (efektif)
·         Takaran aplikasi rendah, tidak terlalu membebani lingkungan
·         Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD50 dermal dan LD50 oral relatif tinggi) sehingga kurang membahayakan bagi pengguna, konsumen dan lingkungan
·         Sasaranya spesifik, khusus untuk pestisida
·         Selektif dan tidak cepat menimbulkan resistensi dan resurjensi
2.  Sifat kimia fisik
  • Tidak persisten, harus mudah terurai oleh faktor hayati
  • Tidak mudah menembus kulit manusia

3.  Formulasi
·         Diformulasikan dalam bentuk yang mendukung keselamatan pengguna, konsumen dan lingkungan
  • Formulasinya cukup stabil
  • Mudah diaplikasikan


Pustaka :
1.        Djojosumarto. P.  2000.  Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.  Yogyakarta

2.        Tarumingkeng R C.  1992.  Insektisida.  Sifat Mekanisme Kerja Dan Dampak Penggunaannya.  PT.  Sinar Surya Megah Perkasa.  Jakarta.

3.        Triharso.  1996.  Dasar-dasar Perlindungan Tanaman.  Gadjah Mada University Press.   Yogyakarta.

4.        Sudarmo S, 2003.  Pestisida untuk Tanaman.  Kanisius.  Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar